Senin, 16 Maret 2015

PERAN DAN PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PELAJAR

BAB  I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perilaku yang tercermin dalam tindakan pelajar saat ini sangat dipengaruhi oleh peran lingkungan sebagai pembentuk pola pikir  psikologi kaum pelajar. Para pelajar melakukan berbagai tindakan didasari oleh pembentukan kepribadiaan yang di latar belakangi perkembangan lingkungan tempat bersosialisasinya walaupun pada intinya perkembangan psikologi sosial tergantung pada bagaimana pelajar memberikan respons terhadap lingkungan.

2. Rumusan Masalah

Manusia itu selalu senantiasa hidup dalam suatu lingkungan, baik lingkungan phisik/lingkungan kealaman maupun lingkungan sosial/lingkungan masyarakat, yang didalamnya terjadi hubungan timbal balik. Dalam hubungan timbal balik terjadi saling mempengaruhi antara manusia dengan lingkungan. Suatu lingkungan dalam perkembangannya dapat memberikan peran dan pengaruh dalam tindakan belajar para pelajar. Disini kami akan melakukan analisa peristiwa tersebut mengenai :

1. Peran lingkungan agar dapat menciptakan  kondisi-kondisi yang memiliki daya dorong yang besar terhadap berlangsungnya tindakan-tindakan belajar yang baik dan efektif.
2. Pengaruh lingkungan terhadap perilaku dan pola berpikir pelajar

BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian Lingkungan Beserta Peran dan Pengaruhnya
Lingkungan berpengaruh dalam pemberian stimulus yang akan diterima individu atau lingkungan akan menimbulkan respons pada individu. Lingkungan berperan didalam individu dalam menerima stimulus yang datang dari lingkungan. Lingkungan pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi :

a.       Lingkungan phisik atau lingkungan kealaman
Lingkungan yang berupa alam, lingkungan kealaman yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap individu.Lingkungan phisik atau lingkungan kealaman turut menentukan bagaimana proses dan hasil belajar akan dicapai pelajar. Lingkungan phisik juga perlu mendapat perhatian, belajar dalam kondisi alam yang segar dan bersih selalu lebih efektif dari pada sebaliknya. Demikian pula belajar pada pagi hari selalu memberikan hasil yang lebih baik dari pada sore hari karena pada pagi hari otak kita lebih fresh. Keadaan alam yang hiruk pikuk, terlalu ramai juga kurang kondusif bagi proses dan pencapaian hasil belajar yang optimal. Sehingga keadaan alam yang baik dan kondusif ikut berperan serta menententukan pengaruhnya dalam optimalisasi belajar, keadaan alam yang buruk ikut memberikan efek yang buruk terhadap pelajar, keadaan alam yang baik ikut memberikan pengaruh positif pula bagi pelajar.

b.      Lingkungan Sosial atau Lingkungan Masyarakat
Lingkungan Sosial atau Lingkungan Masyarakat didalamnya terdapat interaksi individu satu dengan yang lainnya. Lingkungan sosial atau Lingkungan Masyarakat dapat dibedakan menjadi :

1). Lingkungan sosial primer, yaitu lingkungan sosial dimana terdapat hubungan yang erat antara anggota satu dengan yang lainnya, anggota satu saling kenal mengenal dengan anggota yang lainnya. 
Oleh karena diantara para anggota telah adanya hubungan yang erat, maka sudah tentu pengaruh dari lingkungan sosial ini akan lebih mendalam bila dibandingkan jika tidak adanya hubungan yang erat di antara para anggota.
2). Lingkunagn sosial sekunder, yaitu lingkungan sosial dimana hubungan anggota satu dengan yang lainnya terbilang longgar, anggota yang satu dengan yang lainnya kurang atau tidak saling mengenal. Karenanya maka pengaruh dari lingkungan sosial ini kurang mendalam bila dibandingkan dengan lingkungan sosial yang primer.

Proses belajar pada suasana hubungan antar siswa yang erat akan memudahkan siswa menerima materi pelajaran yang disampaikan, dimana setiap persoalan dalam belajar akan mudah dipecahkan bersama. Peran dan pengaruh dari lingkungan sosial ini akan lebih mendalam bila dibandingkan tidak adanya hubungan yang erat diantara para siswa.

2.      Peranan Lingkungan terhadap Pelajar

Peranan lingkungan sangat besar terhadap kehidupan individu, dimana lingkungan berperan dalam perkembangan individu. Peran dan pengaruh lingkungan bagi para pelajar ikut memberikan dampak yang besar dalam proses belajar dan tingkah laku.

a.       Keluarga

Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan manusia, tempat pertama dalam belajar dan meyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Di dalam keluarga yang interaksinya berdasarkan simpati, hal pertama yang dipelajari ialah memperhatikan keinginan–keinginan orang lain, belajar bekerja sama, saling membantu. Dengan kata lain hal pertama dalam belajar ialah memegang peranan sebagai makhluk sosial yang memiliki norma-norma dan kecakapan-kecakapan tertentu dalam pergaulannya dengan orang lain.

Proses sosialisasi dalam keluarga yang berhasil akan membuat keadaan psikis yang baik pula sehingga dalam kaitannya bagi seorang pelajar akan menciptakan semangat dalam belajar, dan akan memberikan pengertian bagi pelajar tentang pentingnya ilmu pengetahuan bagi kehidupan. Dalam keluarga terdapat pula peranan-peranan tertentu lainnya, keadaan keluarga yang dapat mempengaruhi perkembangan individu antara lain :

1). Keadaan ekonomi dalam keluarga

Keadaan ekonomi dalam keluarga akan memberikan dampak dalam perkembangan bagi pelajar. Keadaan ekonomi keluarga yang kurang memadai dapat menyebabkan keterbatasan dalam pemenuhan fasilitas belajar, sehingga peran anak dalam keluarga ikut berubah menjadi mitra orang tua dalam mencari tambahan penghasilan keluarga, yang menyebabkan waktu belajar anak menjadi kurang.

Namun dalam beberapa situasi lain, keadaan ekonomi dalam keluarga yang kurang mampu menjadikan pelecut semangat belajar bagi anak yang bertujuan guna merubah nasib dalam keluarga menjadi lebih baik. Berbeda dengan keadaan ekonomi keluarga yang berlebih, terkadang dalam keadaan ini mayoritas orang tua tidak memiliki waktu untuk selalu mendampingi anaknya sehingga menyebabkan pengaruh yang buruk pada psikis anak yang menyebabkan anak memiliki sifat yang tidak baik diluar rumah dan menyebabkan prestasi belajar menjadi menurun.

2). Keutuhan dalam keluarga

Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologi sosial anak yaitu keutuhan keluarga, yang di maksudkan dengan keutuhan keluarga ialah keutuhan dalam struktur keluarga, yaitu keluarga yang terdiri dari ayah di samping adanya ibu dan anak-anaknya. Apabila tidak ada ayahnya atau ibunya maka struktur keluarga sudah tidak utuh lagi. Apabila dalam keluarga sering terjadi cekcok maka juga akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Ketidak utuhan dalam keluarga menyebabkan anak akan mencari pelampiasan yang mengakibatkan penurunan semangat dan prestasi belajar bagi pelajar yang keluarganya tidak utuh lagi.

3). Sikap dan kebiasaan orangtua dalam keluarga

Peranan keadaan keluarga terhadap perkembangan sosial anak-anak dalam hal ini pelajar tidak hanya terbatas pada situasi ekonominya atau pada keutuhan strukturnya saja. Cara-cara dan sikap-sikap anggota keluarga dalam pergaulannya memegang peranan yang cukup penting di dalamnya.
Hal ini bisa diterima apabila kita ingat bahwa keluarga itu sudah merupakan sebuah kelompok social dengan tujuan-tujuan, struktur, norma-norma, dinamika kelompok, termasuk cara-cara pemimpinannya, yang sangat mempengaruhi kehidupan individu yang menjadi anggota kelompok tersebut. Sikap orangtua sebagai panutan dalam keluarga haruslah memberikan contoh yang baik, kebiasaan orangtua melihat televisi saat anaknya belajar akan sangat mengganggu konsentrasi anak dalam belajar, anak akan lebih meniru orangtuanya, orangtua yang sering keluar rumah akan menjadi kebiasaan ananknya pula sehingga anak tidak pernah belajar. Tingkat pendidikan orangtua juga mempengaruhi psikologis sosial anak, anak akan cebderung mengikuti rekam jejak pendidikan orangtuanya. Sehingga hal yang penting harus diperhatikan ialah sikap orang tua dalam mengontrol anak, memberikan perhatian bagi anak, dan memberikan contoh teladan yang baik bagi anak dalam kaitannya mendongkrak prestasi belajar anaknya, dan mendorong anaknya untuk mencapai tingkat pendidikan yang baik dan tinggi.

b.      Sekolah

Pengaruh sekolah terhadap perkembangan pelajar cukup besar. Namun pengaruh tersebut  hanya dilihat secara garis besar yang berlaku pada umumnya saja. Dalam menanamkan pengaruh perkembangan pribadi seseorang pada umumnya, pendidikan sekolah hanya dilihat dalam upaya mempertinggi tingkat  inteligensi individu. Namun hendaknya sekolah itu tidak hanya merupakan lapangan tempat orang mempertajam tingkat intelegensi saja. Peraturan sekolah yang lemah dapat menyebabkan kemunduran belajar bagi para pelajar yang kurang retib dan disiplin dalam menjalankan tata tertib sekolah.

Sekolah juga penting dalam pembentukan moral kaum pelajar, moral yang ditanamkan secara baik dalam sekolah akan menghasilkan perilaku yang baik pula bagi para pelajar, dengan begitu pelajar selalu mempertimbangkan nilai kebenaran dalam setiap tindakannya.

c.       Masyarakat

Masyarakat merupakan tempat berkumpulnya berbagai kelompok dengan latar belakang yang berbeda-beda. Setiap kelompok memiliki berbagai kebiasaan dan perilaku yang berbeda dengan kelompok lainnya.
Perbedaan latar belakang ini harus disikapi secara bijak. Dalam kaitannya bagi seorang pelajar yang tinggal ditengah-tengah heterogenitas masyarakat, pelajar harus mampu bersikap sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. Tinggal dalam kondisi masyarakat yang tidak baik, anggota masyarakat yang sering mabuk-mabukan, gemar berjudi, dan tindakan-tindakan lain yang kurang sesuai dapat menjadikan seorang pelajar melakukan hal-hal yang kurang baik dan ikut masuk dalam arus yang negatif dengan meniru hal-hal buruk tersebut, selain itu mental belajar kaum pelajar akan mengendor dan tidak mengutamakan belajar sebagai tugas utama kaum pelajar.

d.      Media Massa

Betapa besarnya peran dan pengaruh alat komunikasi massa, seperti buku, majalah, surat kabar, siaran radio, film, dan sebagainya terhadap perkembangan psikologi sosial bagi individu. Media Massa sangat penting dalam penyampaian informasi-informasi terkini secara cepat dan instant, namun hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi adalah attitude-attitude yang terdapat dalam isi informasi tersebut. Kehadiran media massa dalam menyampaikan informasi bagi kaum pelajar harus ditanggapi secara rasional dan melakukan filterisasi terhadap informasi yang diperoleh. Bagi pelajar yang tidak mampu menyaring hal-hal yang tidak baik, pelajar akan meniru secara mentah-mentah seperti hal yang disajikan media massa.
Fenomena pelajar yang sekolah semaunya, sering membolos, mengenakan seragam yang tidak sopan, berperilaku seperti orang yang tidak berpendidikan, kerap terjadi akibat pengaruh media massa yang sangat besar. Sehingga diharapkan pelajar mampu menyaring informasi yang didapatkan secara baik dan benar, guna membentuk pola pikir dan perilaku yang baik dan sesuai norma-norma yang ada.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan

Peran dan pengaruh lingkungan tempat tinggal sangat besar bagi perkembangan tiap individu. Setiap lingkungan memegang peran dan pengaruhnya sendiri-sendiri, setiap perilaku dan cara berpikir tiap individu pun berbeda karena setiap lingkungan memberikan peran dan pengaruhnya berbeda-beda pula. Walaupun lingkungan tidak sepenuhnya membentuk pola perilaku dan pola berpikir individu karena setiap individu berbeda pula dalam memberikan respons atau tanggapan terhadap stimulus yang diberikan lingkungan, namun peran dan pengaruh lingkungan turut serta memegang peranan yang sangat besar bagi individu dalam berperilaku dan berpikir. 

2.Saran

Bagi pelajar peran dan pengaruh lingkungan harus disikapi secara bijak, agar pelajar dapat berprestasi ditengah lingkungan yang memberikan peran dan pengaruh yang berbeda-beda.
Pelajar harus mampu menunjukkan prestasinya di bidang akademik dan non akademik dan tetap berpikir serta berperilaku yang baik sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. Pelajar diharapkan pula dapat memberikan respons yang baik terhadap stimulus yang diberikan oleh lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono. 1981. Sosiologi Suatu Pengantar. Edisi 7. Jakarta: Penerbit Universitas          Indonesia (UI-Press).


Walgito, Bimo.  1980. Psikologi  Sosial  (Suatu Pengantar). Edisi Revisi. Yogyakarta: Yayasan    Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar