BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Abu
'Abd Allah Zubayr ibn al-Awwam (Bahasa Arab:
أبو عبدالله زبير ابن العوام) adalah seorang sahabat
Nabi Muhammad s.a.w.
Beliau merupakan salah seorang "Mubasyirin Bil Jannah" (sepuluh
sahabat yang dijamin masuk syurga). Beliau merupakan salah seorang pejuang yang
hebat. Bersama dengan Khalid
Al-Walid, mereka berdua sahaja yang berkeupayaan
untuk berperang dengan dua pedang dalam satu masa, walaupun ketika menunggang
kuda.
Zubair adalah perajurit dakwah
yang berani menyandang senjata untuk melawan orang-orang yang menghendaki
gugurnya dakwah Islamiah. Kepahlawanannya telah tampak pertama kali pada waktu Perang Badar. Dalam
peperangan itu, pasukan Quraisy menempatkan pendekarnya di barisan paling
hadapan yang dipimpin oleh Ubaidah bin Said Ibnul Aash. Beliau dikenal sebagai
seorang yang paling berani, paling pandai dalam menunggang kuda dan paling
kejam terhadap lawan.
Walaupun seluruh tubuh Ubaidah berbalut baju besi sehingga sulit ditembus
dengan senjata, Zubair sedia terjun ke medan tempur dan terjadilah perang
tanding yang seru sekali antaranya dan Ubaidah. Dalam dua kali putaran Zubair
berjaya mengarahkan lembingnya ke mata Ubaidah dan berhasil menusuk kedua mata
itu sampai ke belakang kepalanya.
Semasa Perang
Uhud pula, Talhah bin Abu Talhah Al-Abdari, pembawa bendera kaum Musyrikin
pada hari itu telah mengajak perang tanding, tetapi tiada seorang pun yang mahu
keluar menemuinya. Maka Zubair bin Al-Awwam ra keluar untuk menghadapinya.
Mereka berdua bertarung sampai Zubair melompat ke atas untanya, dan menariknya
jatuh ke atas tanah, dan di situ dia bertarung dengan Talhah, sehingga akhirnya
Zubair dapat mengalahkan Talhah dan membunuhnya dengan pedangnya. Lantaran itu
Rasulullah SAW telah berkata: "Tiap-tiap Nabi ada pengiringnya, dan
pengiringku ialah Zubair." Kemudian Baginda berkata lagi: "Kalau
Zubair tidak keluar melawannya, nescaya aku sendiri yang akan keluar dan
melawannya, kerana melihat banyak orang yang tidak sanggup melawannya.2
(Al-Bidayah Wan-Nihayah 4:20).
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana Biografi Zubair bin Awwam ?
2. Bagaimana Perjuangan Zubair bin Awwam
dalam Islam ?
3. Bagaimana Sifat Zubair bin Awwam?
4. Bagaimana Anak dan istri Zubair bin
Awwam?
5. Bagaimana Wafatnya Zubair
bin Awwam ?
C.Tujuan Makalah
1.
Mengetahui Biografi Zubair bin Awwam.
2.
Mengetahui
Perjuangan Zubair bin Awwam dalam Islam.
3.
Mengetahui
Sifat Zubair bin Awwam.
4.
Mengetahui
Anak dan istri Zubair bin Awwam.
5.
Mengetahui
Wafatnya Zubair bin Awwam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Biografi Zubair bin Awwam
Zubair bin
Awwam bin Khuwailid bin Asad bin Abdil Uzza bin Qushai bin Kilab. Ibunya bernama
Shafiyah binti Abdul Muthalib, bibi Rasulullah saw. Wanita ini telah menyatakan
dirinya sebagai pemeluk agama Islam. Beliau termasuk salah seorang dari 7 orang
yang pertama masuk Islam. Beliau memeluk agama Islam ketika dia masih berusia 8
tahun dan melakukan hijrah ketika berusia 18 tahun. Berperawakan tinggi dan
berkulit putih. Namun ada juga yang mengatakan bahwa perawakan Zubair tidak
termasuk sangat tinggi dan juga tidak tergolong pendek dan bukan termasuk orang
yang berbadan gemuk. Ada yang mengatakan bahwa warna kulitnya sawo matang,
memiliki banyak bulu badan, dan kedua pipinya tidak penuh terisi daging. Ketika
pamannya Naufal bin Khuwailid mengetahui perihal Zubair telah masuk Islam,
beliau sangat marah dan berusaha menyiksanya, pernah beliau dimasukkan dalam
karung tikar, kemudian dibakar, dan dia berkata kepadanya,“lepaskan dirimu dari
Tuhan Muhammad, maka saya akan melepaskan dirimu dari api ini.” Namun Az-Zubair
menolaknya dan berkata kepadanya, “Tidak, demi Allah saya tidak akan kembali
kepada kekufuran selamanya.”
Suatu hari
beliau mendengar isu yang mengabarkan bahwa Nabi Muhammad saw telah meninggal,
maka dia keluar menuju jalan-jalan di Mekkah sambil menghunuskan pedangnya, dan
memecah barisan manusia, lalu pergi mencari kepastian dari isu ini dan berjanji
jika isu itu benar dia akan membunuh orang yang telah membunuh Rasulullah saw,
akhirnya beliau bertemu dengan Rasulullah saw di utara Mekah, maka saat itu
Rasulullah saw berkata kepadanya,“ada apakah engkau gerangan ?” dia
berkata,“Saya mendengar kabar bahwa engkau telah terbunuh,” Nabi berkata
kepadanya,“Lalu apa yang akan engkau lakukan?” dia berkata,“Saya akan membunuh
orang yang telah membunuhmu.” Setelah mendengar hal tersebut beliaupun
bergembira dan mendoakannya dengan kebaikan dan pedanganya dengan kemenangan.
(Abu Nu’aim), beliau juga merupakan orang yang pertama menghunuskan pedangnya
di jalan Allah.
B.
Perjuangan Zubair bin Awwam dalam
Islam
Zubair bin
Awwam pernah ikut berhijrah ke Habsyah bersama orang-orang hijrah dari kaum
muslimin, dan beliau tetap tinggal disana hingga Rasulullah saw mengijinkannya
untuk kembali ke Madinah. Beliau selalu mengikuti peperangan bersama Rasulullah
saw, setelah perang Uhud dan orang-orang Quraisy kembali ke Mekah, Rasulullah
saw mengirim 70 orang sahabat untuk mendampingi dirinya, termasuk di dalamnya Abu Bakar As Siddiq dan Zubair
bin Awwam. (Al-Bukhari). Pada perang Yarmuk, Zubair bertarung dengan pasukan
Romawi, namun pada saat tentara muslim bercerai berai, beliau berteriak : “Allahu
Akbar” kemudian beliau menerobos ke tengah pasukan musuh sambil mengibaskan
pedangnya ke kiri dan ke kanan, anaknya Urwah pernah berkata tentangnya,“Zubair
memiliki tiga kali pukulan dengan pedangnya, saya pernah memasukkan jari saya
didalamnya, dua diantaranya saat perang badar, dan satunya lagi saat perang
Yarmuk. Salah seorang sahabatnya pernah bercerita,“Saya pernah bersama Zubair
bin Awwam dalam hidupnya dan saya melihat dalam tubuhnya ada sesuatu, saya
berkata kepadanya,"demi Allah saya tidak pernah melihat badan seorangpun
seperti tubuhmu," dia berkata kepada saya,"demi Allah tidak ada luka
dalam tubuh ini kecuali ikut berperang bersama Rasulullah saw dan dijalan
Allah." Dan diceritakan tentangnya,"Sesungguhnya tidak ada
gubernur/pemimpin, penjaga dan keluar sesuatu apapun kecuali dalam mengikuti
perang bersama Nabi saw, atau Abu Bakar As Siddiq, Umar bin Khattab atau Utsman bin Affan." Saat
terjadi pengepungan atas Bani Quraidzah dan mereka tidak mau menyerah,
Rasulullah saw mengutus beliau bersama Ali bin Abu Thalib, lalu
keduanya berdiri di depan benteng dan mengulangi kata-katanya,“Demi Allah
kalian akan merasakan seperti yang telah dirasakan oleh Hamzah, atau kami akan
menaklukkan benteng ini.” Nabi saw pernah berkata tentangnya,“Setiap Nabi punya
pendamping dan penolong, dan pendamping saya adalah Zubair.” (Muttafaqun
alaih). Beliau juga sangat bangga dengan ucapan Rasulullah saw saat terjadi
perang Uhud dan perang Bani Quraidzah,“lemparkanlah panahmu yang taruhannya
adalah bapakku dan ibuku”. Sayyidah Aisyah pernah berkata kepada Urwah bin
Az-Zubar,“sesungguhnya kedua orang tuamu merupakan orang yang mengikuti seruan
Allah dan Rasul-Nya setelah tertimpa kepada keduanya luka," (maksudnya
adalah Abu Bakar dan Az-Zubair). (Ibnu Majah).
C.
Sifat Zubair bin Awwam
Zubair bin
Awwam juga merupakan seorang yang terhormat dan mulia, selalu menginfakkan
hartanya di jalan Allah, Ka’ab berkata tentangnya,“Az-Zubair memiliki 1000
macam kekayaan yang dikeluarkan untuk berperang, dan tidak ada uang satu
dirhampun yang masuk kerumahnya," (maksudnya hartanya disedekahkan
seluruhnya), beliau mensedekahkan seluruh hartanya sampai ia mati dalam keadaan
berhutang, dan mewasiatkan kepada anaknya untuk membayarkan hutangnya, dan
beliau berkata kepadanya,“jika engkau tidak sanggup membayar hutang saya, maka
mintalah tolong kepada Tuanku,” Abdullahpun bertanya,“Siapakah yang engkau
maksud dengan Tuan?" beliau menjawab,"Allah, Dialah sebaik-baik
pemimpin dan penolong.” Lalu setelah itu Abdullah berkata,“Demi Allah saya
tidak pernah mengalami kesusahan dalam membayar hutangnya, kecuali saya
berkata,'Wahai Pemimpin/pemilik Zubair bayarlah hutang Zubair,' maka Diapun
menggantinya." (Al-Bukhari). Walaupun beliau selama hidupnya selalu
bersama Rasulullah saw namun beliau tidak banyak meriwayatkan haditsnya kecuali
sedikit, anaknya Abdullah pernah bertanya akan sebab tersebut, maka diapun
berkata,“Walaupun antara saya dan Rasulullah saw memiliki hubungan keluarga dan
kerabat namun saya pernah mendengar beliau pernah bersabda,'Barangsiapa yang
berkata dusta atasku dengan sengaja, maka akan ditempatkan di neraka.'”
(Al-Bukhari). Karena itu dia sangat takut meriwayatkan hadits yang tidak pernah
diucapkan oleh Rasulullah saw sehingga tergelincir ke dalam neraka.
D.
Anak dan istri Zubair bin Awwam
Nama Putra
dan putri Az-Zubair adalah Abdullah, Urwah, Al Mundzir, Ashim, Al Muhajir,
Khadijah Al Kubra, Ummul Hasan, dan Aisyah. Semua anak Az-Zubair ini berasal
dari istrinya yang bernama Asma' binti Abu Bakar. Sedangkan anak-anaknya yeng
bernama Khalid, Amru, Habibah, Saudah, dan Hindun berasal dari istrinya yang
bernama Ummu Khalid. Nama asli wanita ini adalah Amah binti Sa'id bin Al Ash.
Anak-anaknya
yang bernama Mush'ab, Hamzah, dan Ramlah berasal dari istrinya yang bernama
Ar-Rabab binti Anif bin Ubaid. Anaknya yang bernama Ubaidah dan Ja'far berasal
dari istrinya, Zainab. Putrinya yang bernama Zainab berasal dari istrinya ,
Ummu Kultsum binti Uqbah bin Abi Mu'aith. Putrinya lagi yang bernama Khadijah
Ash-Shugra berasal dari istrinya, Al Halal binti Qais.
E.
Wafatnya Zubair bin Awwam
Saat Zubair
bin Awwam keluar dalam perang Al-Jamal, seseorang dari kaum Tamim bernama Amru
bin Jarmuz mengikuti beliau dan membunuhnya dari belakang di suatu tempat yang
bernama lembah Siba. Lalu pergi ke Imam Ali bin Abu Thalib dengan menduga bahwa
dia telah membawa kabar gembira, setelah mengetahui hal tersebut Imam Ali bin
Abu Thalib berteriak dan berkata kepada pembantunya,“Berikan kabar kepada
pembunuh putra Sofiyyah dengan neraka, sungguh Rasulullah saw pernah bersabda
kepada saya bahwa pembunuh Zubair adalah penghuni neraka.” (Ahmad, Ibnu Hibban,
Al-Hakim dan At-Thobroni). Zubair bin Awwam wafat pada hari Kamis bulan Jumadil
Awwal tahun 36 Hijriyyah, sedangkan umurnya saat itu 66/67 tahun.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Abu 'Abd Allah Zubayr ibn al-Awwam adalah seorang sahabat Nabi
Muhammad s.a.w. Beliau merupakan salah seorang "Mubasyirin Bil Jannah"
(sepuluh sahabat yang dijamin masuk syurga. Zubair adalah perajurit dakwah yang berani menyandang
senjata untuk melawan orang-orang yang menghendaki gugurnya dakwah Islamiah.
B.
Saran
1. Bagi
dosen diharapkan dapat memantau dan lebih memotivasi mahasiswa dalam pengerjaan
makalah, sehingga segala kesulitan mahasiswa bisa terpecahkan atau terselesaikan.
2. Bagi
mahasiswa diharapkan tetap semangat dan ciptakan rasa tanggung jawab dalam
mengerjakan makalah, mendengarkan segala sesuatu yang disampaikan dosen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar