Jumat, 20 November 2015

DAMPAK KEKERINGAN



DAMPAK KEKERINGAN DI DAERAH SENDURO

TERHADAP MASYARAKAT SENDURO
TAHUN 2013
Diajukan untuk memenuhi persyaratan ketuntasan
pada tugas akhir Mata Pelajaran Sosiologi

MADRASAH TERPADU MODEL PONDOK PESANTREN
(Madu MPP)
MADRASAH ALIYAH NEGERI LUMAJANG
Jln. Citandui No. 75 Telp. (0334) 882987 Lumajang
Tahun Ajaran 2013 – 2014


Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/ atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. (Definisi bencana menurut UU No. 24 tahun 2007). Bencana merupakan pertemuan dari tiga unsur, yaitu ancaman bencana, kerentanan, dan kemampuan yang di picu oleh suatu kejadian.
Kekeringan adalah keadaan kekurangan pasokan air pada suatu daerah dalam masa yang berkepanjangan (beberapa bulan hingga bertahun-tahun). Biasanya kejadian ini muncul bila suatu wilayah secara terus-menerus mengalami curah hujan di bawah rata-rata. Musim kemarau yang panjang akan menyebabkan kekeringan karena cadangan air tanah akan habis akibat penguapan (evaporasi), transpirasi, ataupun penggunaan lain oleh manusia.
Kekeringan dapat menjadi bencana alam apabila mulai menyebabkan suatu wilayah kehilangan sumber pendapatan akibat gangguan pada pertanian dan ekosistem yang ditimbulkannya. Dampak ekonomi dan ekologi kekeringan merupakan suatu proses sehingga batasan kekeringan dalam setiap bidang dapat berbeda-beda. Namun demikian, suatu kekeringan yang singkat tetapi intensif dapat pula menyebabkan kerusakan yang signifikan. Oleh karena itu, penulis memutuskan untuk mnganalis Dampak Kekeringan Di Daerah Senduro Terhadap Masyarakat Senduro Tahun 2013.




B.     Jenis-jenis Kekeringan
Menurut Shelia B. Red (1995) kekeringan bisa dikelompokan berdasarkan jenisnya yaitu : kekeringan meteorologis, kekeringan hydrologis, kekeringan pertanian, dan kekeringan sosial ekonomi.

  1. Kekeringan meteorologis, berasal dari kurangnya curah hujan dan didasarkan pada tingkat kekeringan relatif terhadap tingkat kekeringan normal atau rata – rata dan lamanya periode kering. Perbandingan ini haruslah bersifat khusus untuk daerah tertentu dan bisa diukur pada musim harian dan bulanan, atau jumlah curah hujan skala waktu tahunan. Kekurangan curah hujan sendiri, tidak selalu menciptakan bahaya kekeringan.

  1. Kekeringan hidrologis mencakup mencangkup berkurangnya sumber – sumber air seperti sungai, air tanah, danau dan tempat – tempat cadangan air. Definisinya mencangkup data tentang ketersediaan dan tingkat penggunaan yang dikaitkan dengan kegiatan wajar dari sistem yang dipasok (sistem domestik, industri, pertanian yang menggunakan irigasi). Salah satu dampaknya adalah kompetisi antara pemakai air dalam sistem – sistem penyimpanan air ini.

  1. Kekeringan pertanian adalah dampak dari kekeringan meteorologi dan hidrologi terhadap produksi tanaman pangan dan ternak. Kekeringan ini terjadi ketika kelembapan tanah tidak mencukupi untuk mempertahankan hasil dan pertumbuhan rata - rata tanaman. Kebutuhan air bagi tanaman, bagaimanapun juga, tergantung pada jenis tanaman, tingkat pertumbuhan dan sarana- sarana tanah. Dampak dari kekeringan pertanian sulit untuk bisa diukur karena rumitnya pertumbuhan tanaman dan kemungkinan adanya faktor – faktor lain yang bisa mengurangi hasil seperti hama, alang – alang, tingkat kesuburan tanah yang rendah dan harga hasil tanaman yang rendah. Kekeringan kelaparan bisa dianggap sebagai satu bentuk kekeringan yang ekstrim, dimana kekurangan banjir sudah begitu parahnya sehingga sejumlah besar menusia menjadi tidak sehat atau mati. Bencana kelaparan biasanya mempunyai penyebab – penyebab yang kompleks sering kali mencangkup perang dan konflik. Meskipun kelangkaan pangan merupakan faktor utama dalam bencana kelaparan, kematian dapat muncul sebagai akibat dari pengaruh – pengaruh yang rumit lainnya seperti penyakit atau kurangnya akses dan jasa – jasa lainnya.

4.      Kekeringan sosioekonomi berhubungan dengan ketersediaan dan permintaan akan barang – barang dan jasa dengan tiga jenis kekeringan yang disebutkan diatas. Ketika persediaan barang – barang seperti air, jerami atau jasa seperti energi listrik tergantung pada cuaca, kekeringan bisa menyebabkan kekurangan. Konsep kekeringan sosioekonomi mengenali hubungan antara kekeringan dan aktivitas – aktivitas manusia. Sebagai contoh, praktek – praktek penggunaan lahan yang jelek semakin memperburuk dampak – dampak dan kerentanan terhadap kekeringan di masa mendatang.

C.    Kekeringan Pada Tanaman
Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya kekeringan pada tanaman meliputi (Winarko, 2004):
  1. Spekulasi petani di lahan tadah hujan, mengharap ada hujan tetapi tidak terjadi.
  2. Pelanggaran terhadap Rencana Pola dan Tata Tanam (SK Bupati) oleh petani di Daerah Irigasi (DI). Ada 2 kemungkinan: Sengaja melanggar (spekulasi)dan tidak mengetahui/tidak mendapat informasi.
  3. Air irigasi tidak mengalir ke lokasi, biasanya di bagian hilir DI karena jaringan irigasi rusak/tidak berfungsi.
  4. Bagian hilir akan kekurangan air karena bagian pengguna hulu boros air.
  5. Curah hujan memang dibawah normal (lebih kering daripada biasanya).
  6. Sumber air yang ada lebih cepat mengering/menurun debitnya (terutama di wilayah DAS).

D.    Akibat Bencana Kekeringan
Menurut Shelia B. Red (1995) bahwa Akibat bencana kekeringan diantaranya adalah dalam sektor ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Sektor Ekonomi :
  1. Kerugian-kerugian produksi tanaman pangan, susu, ternak, kayu, dan perikanan.
  2. Kerugian pembangunan dan pertumbuhan ekonomi nasional
  3. Kerugian pendapatan petani dan lain-lain yang terkena secara langsung
  4. Kerugian-kerugian dari bisnis turisme dan rekreasi
  5. Kerugian pembangkit listrik tenaga air dan meningkatkan biaya-biaya energy
  6. Kerugian-kerugian yang terkait dengan produksi pertanian
  7. Menurunya produksi pangan dan meningkatnya harga-harga pangan
  8. Pengangguran sebagai akibat menurunnya produksi yang terkait dengan kekeringan
  9. Kerugian-kerugian pendapatan pemerintah dan meningkatnya kejenuhan pada lembaga-lembaga keuangan
Sektor  Lingkungan :
1.      Kerusakan terhadap habitat spesies ikan dan binatang
2.      Erosi-erosi angin dan air terhadap tanah
3.      Kerusakan spesies tanaman
4.      Pengaruh-pengaruh terhadap kualitas air (salinisasi)
5.      Pengaruh-pengaruh terhadap kualitas udara (debu, polutan, berkurangnya daya pandang)
Sektor Sosial:
1.      Pengaruh-pengaruh kekurangan pangan ( kekurangan gizi, kelaparan)
2.      Hilangnya nyawa manusia karena kekurangan pangan atau kondisi-kondisi yang terkait dengan kekeringan
3.      Konflik di antara penggunan air
4.      Masalah kesehatan karena menurunnya pasokan air
5.      Ketidakadilan dalam distribusi akibat dampak-dampak kekeringan dan bantuan pemulihan
6.      Menurunnya kondisi-kondisi kehidupan di daerah pedesaan
7.      Meningkatnya kemiskinan, berkurangnya kualitas hidup
8.      Kekacauan social, perselisihan sipil
9.      Migrasi penduduk untuk mendapatkan pekerjaan atau bantuan pemulihan



A.  Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sukodono khususnya masyarakat di desa Cepoko. Lokasi ini di pilih sebagi lokasi penelitian karena penulis merupakan siswa bertempat tinggal di daerah tersebut sehingga dapat memudahkan saat melakukan penelitian.

B.  Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sebelum akhir bulan November bersamaan dengan Ujian Akhir Sekolah Semester Ganjil.

C.  Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dihadapi, penelitian ini menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif. Bentuk penelitian deskriptif kualitatif lebih mudah peneliti dan diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai proses pembelajaran dirumah. Jenis penelitian ini mampu menangkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi yang lebih berharga dari sekedar pernyataan atau frekuensi dalam bentuk angka.

D.  Sumber Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini berasal dari dua sumber sebagai berikut.
1.      Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber pertama. Data ini didapat dari observasi dan diperoleh langsung dari tiap-tiap individu yang dijadikan informan melalui wawancara secara langsung dengan beberapa warga masyakat desa Cipoko. Mengenai narasumber utama dalam penelitian ini adalah ketua Kepala Desa tersebut.
2.      Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumberdata yang diperoleh melalui studi kepustakaan, yaitu karya ilmiah dan makalah yang berhubungan langsung dengan masyarakat Senduro khususnya desa Cipoko.

E.  Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data sepenuhnya dari lapangan, teknik pengumpulan data yang dapat digunakan sebagai berikut.
1.      Teknik Observasi
Observasi yang digunakan adalah observasi partisipasi yang dikalakukan secara infoormal sehingga mampu mengarahkan peneliti untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian.
2.      Teknik Wawancara
Teknik wawancara adalah teknik yang dipakai untuk memperoleh informasi melalui percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan pihak yang diwawancarai (responden) yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Dalam penelitian iini digunakan teknik wawancara mendalam (indeph interview).
3.      Teknik Dokumentasi
Teknik dokumnentasi adalah teknik yang dipakai untuk memperoleh informasi melaui pengambilan gambar dari kamera, meliputi kegiatan proses pembelajaran siswa dengan orang tua.
F.   Teknik Pengambilan Sampel
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriftif kealitatif. Penentuan jumlah sampel dengan melihat kriteria siswa-siswi yang menjadi responden yang akan diteliti.

G. Teknik Analisi Data
Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif, yaitu tiga komponen analisisnya berbentuk interaksi dengan proses pengumpulan data sebagai proses siklus. Dalam bentuk ini peneliti bergerak diantara tiga komponen analisis, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan.

1.      Memperbaharui paradigma petani terkait kebiasaan memaksakan penanaman padi di musim kemarau.
2.      Membangun atau merehabilitasi jaringan sistem irigasi
3.      Membangung serta memelihara wilayah konservasi lahan juga wilayah resapan air.
4.      Mengaplikasikan juga memperhatikan lebih cermat peta rawa yang mengalami kekeringan.
5.      Menciptakan kalender tanam.
6.      Pemerintah menyediakan informasi perubahan iklim yang lebih akurat.
7.      dan lain-lain.



B.     Saran
1.      Bagi Lembaga Sekolah diharapkan dapat memantau dan lebih memotivasi siswa dalam pengerjaan Tugas Akhir, sehingga segala kesulitan siswa bisa terpecahkan atau terselesaikan.
2.      Bagi Siswa diharapkan tetap semangat dan ciptakan rasa tanggung jawab dalam mengerjakan Tugas Akhir, mendengarkan segala sesuatu yang disampaikan guru.




·         http://arwansoil.blogspot.com/2010/12/pengertian-pengertian-kekeringan-antara.html diakses pada tanggal 15 Desember 2013.
·         http://piba.tdmrc.org/content/penyebab-kekeringan diakses pada tanggal 15 Desember 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar